Kamis, 20 September 2012

caper..


Ketika catatan pun bercerita
Pendakian semeru 3-8 Juli 2012
Oleh Eli (PLM XXV)
 
Alasan saya masuk palmae sebenarnya sangat sederhana, yaitu “ingin mendaki gunung semeru”. Keinginan itu muncul saat saya masih duduk di bangku sma, kelas 3. Gara-gara saya membaca buku “5 cm” yang entah kenapa menurut saya quote-quote dalam buku itu cukup bagus dan menginspirasi, meski cerita yang ditawarkan hanya tentang persahabatan dan perjalanan. Karena itulah saya putuskan kuliah nanti saya ingin masuk mapala..
***
Waktu terus berlalu, tak terasa  sudah 4,5 tahun saya di palmae. Tapi kok belum pernah ke semeru juga. Hahaha itu semua karena selalu saja ada alasan yang membuat rencana perjalanan ke semeru kandas di tengah jalan. Tiba-tiba hingga suatu saat ketua palmae yang terbaru, yaitu JONO,  mencetuskan ide perjalanan ke semeru. Kabar itu sudah diberitahukan h-sebulan dari tanggal perjalanan yang telah ditetapkan, dengan harapan kami bisa mempersiapkan fisik dan mental. Seperti biasa selalu saja ada rintangan pra perjalanan, seperti jadwal latihan fisik rutin yang tidak bisa berjalan dengan lancar, banyaknya peminat tapi hanya segelintir orang yang bisa ikut, persiapan logistik alat, makanan, dan transportasi yang baru direncanakan terlalu mepet, dan lain sebagainya..
Jono tak menyerah. Ia yakin sekali ingin melakukan perjalanan ini. Meski orangnya sedikit. Hingga akhirnya terkumpulah 7 orang, yaitu Jono, saya (Eli), Devi, Febri, Juan, dan satu anak palawa,yaitu Anchor, serta satu orang pengembara, yaitu Limpunk yang tak seberapa. Kami membagi tugas masing-masing. Jono sebagai leader sekalian mempersiapakan logistik alat, saya mempersiapkan logistik makanan, Devi mempersiapkan alat makan dan masaknya, Febri sebagai bendahara perjalanan dan sie transportasi,  Juan sebagai sie dokumentasi, Anchor dan Limpunk sebagai fotografer lepas.
Dan perjalanan kami dimulai dari membeli tiket kereta. Membeli tiket kereta ekonomi ke surabaya memang sudah tak semudah dahulu kala. Kalau kami tak memesan dari jauh hari maka semua bangku kereta sudah penuh. Dan kami kehabisan tiket untuk tanggal 2 Juli 2012. Sehingga kami menunda perjalanan sampai tanggal 3 juli. Ada hikmahnya kami tak dapat tiket kereta. Karena kami mendapat kabar bahwa ada tambahan peserta yang ingin ikut, yaitu Kacak, Erwin, dan Hengki.  Akhirnya mereka memutuskan untuk ikut setelah sekian lama mengalami kegalauan. Dan perjalanan pun di bagi menjadi 2 grup. Grup pertama yaitu 7 orang yang sudah terlanjur membeli tiket kereta untuk tanggal 3 juli dan grup kedua 3 orang yang nanti nya akan naik bis menuju surabaya. Kami berangkat pada hari yang sama hanya saja yang naik kereta berangkat beberapa jam lebih dulu sesuai jadwal keretanya.
***
Catatan perjalanan saya pun dimulai.
3 Juli 2012
21.46 wib
Kami naik kereta Gaya Baru Malam dari lempuyangan seharga Rp 33.500,-/orang. Karena kami terlambat membeli tiket, alhasil kami pun terpaksa duduk berpencar. Saya duduk bersama Devi. Kereta nya sangat penuh. Duduk berpencar dengan kondisi kereta yang penuh dan membawa carrier tenyata tidak enak sekali. Ribet menurut saya. Yah tapi itulah pengalaman. (note: kalau mau naik kereta ekonomi yang peminatnya banyak sebaiknya beli tiket jauh-jauh hari sehingga bisa mesen tempat duduk agar tak terpencar). Di tempat duduk di depan saya ada adek kecil yang sedang tidur pulas,,lucu sekali.
4 juli 2012
02.45 wib
Kereta tiba di Wonokromo, Surabaya. Tapi kami tidak turun disini.
02.55 wib
Kami tiba di gubeng. Stasiun gubeng dini hari sangat tenang dan sepi. Sampai-sampai muter cari toilet pun masih pada tutup.
05.56 wib
Masih di stasiun gubeng. Sambil menunggu kereta ke malang saya dan Devi ngecharge hp gratis di stasiun. Tak lama kemudian kami  melihat adanya keramaian saat sebuah kereta entah apa namanya berhenti. Ada kerumunan dan kameraman. Hm.. tenyata ada Anang Ashanty baru turun dari kereta..hahaha, menurut saya ga penting.
07.46 wib
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju malang. Kami menaiki kerata Panataran seharga 4000 rupiah saja per orang. Kali ini kami duduk bersama. Meski khusus untuk Febri dan Limpunk kami beri tempat duduk khusus yang sedikit terpisah,,hehe.. Tempat duduk yang berhadapan membuat kami bisa berbincang-bincang. Kebetulan juga ada ibu dan anak yang duduk bersama kami. Alhasil, kami bermain bersama anak nya, yaitu Abel. Anak perempuan cantik yang suka banget sama Cici (boneka blasteran kambing dan kelinci yang suka saya ajak jalan-jalan).
10.47 wib
Kami turun di stasiun malang kotabaru. Kata devi, si Abel sampai nangis waktu kami turun dari kereta. Pasti sedih karena Cici nya terpaksa saya bawa.
10.56 wib
Kami mencarter angkot AMG seharga Rp 10.000,-/orang sampai Tumpang. Dan kami pun duduk berdesak-desakan. Tak ada ruang gerak untuk berekspresi.hahaha
11.00 wib
Angkot pun mulai berangkat. Kami akan menjemput Kacak, Hengki, dan Ewin di terminal arjosari.
11.28 wib
Kami sampai di arjosari. Akhirnya kedua grup dapat berkumpul. Anggota kami pun lengkap 10 orang kini. Tetapi angkot semakin sesak saja.hahaha
 11.33 wib
Kami berangkat ke tumpang.
12.18 wib
Kami sampai di tumpang. Disini kami persiapan fotokopi-fotokopi ktp atau ktm dan surat sehat bagi yang belum fotokopi. Dari sini kami akan naik jeep menuju ranupane. Ongkos jeep tiap orang kali ini Rp 35.000,-
13.07 wib
Kami berangkat naik jeep. Di dalam jeep berisi 15 orang. 10 orang anggota kami. 3 orang datang dari surabaya. Dan 1 orang supir serta anaknya.
13.15 wib
Kami berhenti untuk mengurus perizinan pendakian.
13.42 wib
 Perizinan selesai. Dan kami pun meneruskan perjalanan menuju ranupane.
15.33 wib
Sesampai di ranupane, jono kembali mengurus perizinan atau entah apa. Lalu kami beristirahat di warung makan sekalian makan siang. Ranupane indah tetapi penuh debu. Dari sini saya mulai deg-degan. Selama ini saya memang tak berniat mencari informasi tentang semeru. Sebab saya merasa akan menjadi paranoid bila sudah tersugesti catatan-catatan perjalanan orang lain atau berita-berita tentang gunung ini. Banyak orang bilang semeru itu indah tetapi sulit. Haha, saya sedikit takut sebenarnya. Tetapi jalani sajalah. Saya bertemu dengan Nana, anak malang yang suka naik gunung meski bukan mapala.  Dia sudah beberapa kali ke semeru, hanya saja belum pernah sampai mahameru. Dia bercerita sebenarnya tak terlalu sulit. Hanya butuh fisik dan mental yang kuat. 
16.59 wib
Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ranukumbolo. Perjalanan menuju ranukumbolo terdiri dari 4 pos. Petang hari di semeru terasa mistis menurut saya. Medan menuju ranukumbolo pun tak terlalu menanjak hanya terasa panjang. Dingin yang sangat-sangat menusuk membuat saya berpikir semeru adalah gunung terdingin yang pernah saya daki.
18.30 wib
Kami baru sampai di pos 1. Malam di sini indah sekali. Bintang, awan, dan bulan purnama sepertinya. Kami beristirahat sebentar di pos 1. Dan tenyata di pos inilah kami bertemu kembali dengan 3 orang dari surabaya yang berangkat bersama naik jeep tadi sore. Mereka memutuskan untuk ngecamp di pos satu. Sepertinya mereka memang ingin bersantai-santai.
18.53 wib
Kami kembali berjalan. Perjalanan kami diterangi cahaya bulan dengan udara khas musim kemarau yang menusuk kulit.
19.18 wib
Sampailah di pos 2. Kami kembali istirahat sebentar. Dan perut saya sangat lapar.
19.31 wib
Kami melanjutkan perjalanan.
21.00 wib
Kami tiba di pos 3. Di pos ini kami memutuskan untuk memasak. Atap bangunan pos ini sudah setengah roboh, sehingga kami harus menunduk-nunduk untuk masuk ke dalam pos. Tapi itu menguntungkan bagi kami karena atap yang roboh sedikit menghalangi angin masuk sehingga udara menjadi sedikit lebih hangat. Kami memutuskan untuk memasak. Menu malam in adalah sayur asem, sambel teri, dan kering tempe.
5 Juli 2012
00.00 wib
Ternyata memasak memakan waktu yang cukup lama. Sepertinya hari sudah semakin larut dan jujur saja saya sudah tidak ada niat sama sekali untuk meneruskan perjalanan. Setelah berembug bersama akhirnya kami tidak meneruskan perjalanan hari itu. Kami memasang tiga tenda, yaitu dua tenda di luar pos dan satu tenda di dalam pos. Saya tidur di tenda luar. Agar tidur saya nyenyak dan merasa hangat saya pun memakai dua jaket tebal yang saya bawa,celana berlapis-lapis juga saya gunakan. Baru setelah itu saya selimuti dengan sleeping bag. Ternyata cukup efektif kawan, meski efeknya sedikit sesak napas.hehehe. Akhirnya kami pun pergi tidur.
05.00 wib
Saya terbagun karena panggilan alam. Ternyata bukan hanya saya saja, Devi pun merasakan hal yang sama. Hehehe, klop lah kami. Sayang sepertinya dinginnya semeru tidak cocok untuk Devi. Dia merasa tidak enak badan dan sedikit muntah-muntah pagi ini. Lalu saya kerokin Devi. Dan setelah itu kami mulai memasak untuk sarapan. Kali ini menunya hanya mie dan nasi goreng sepertinya.
07.19 wib
Kami melanjutkan perjalanan menuju pos 4.  Kali ini medannya lebih banyak turunan. Kami terus berjalan dan berjalan. Hingga setelah lama kemudian saya melihat ranu kumbolo di kejauhan. Ahh.. harapan. Saya sungguh merasa senang saat itu. Jono, saya dan Juan berada pada barisan terdepan. Kami hanya melewati pos 4 dan tidak berniat untuk beristirahat lebih lama karena ranukumbolo sudah di depan mata. Juan mengambil gambar. Saya berteriak-teriak. Terlalu excited. Hingga kami pun mendekati ranukumbolo dan mencicipi airnya. Kami berjalan menyusuri ranukumbolo untuk sampai di tempat lapang yang sering digunakan untuk mendirikan tenda bagi para pendaki. Meski hanya menyusuri kami pun sempat salah jalan sehingga harus motong jalan yang curam. Tapi tak apalah. Itu belum seberapa. Karena saat saya melihat tanjakan cinta yang terlihat di samping ranukumbolo. Heehehe
10.33 wib
Sampai lah saya, Jono, dan Juan di depan pos Ranukumbolo. Sambil menunggu yang lain kami makan snack. Yang kemudian dilanjutkan dengan saya yang rebahan di atas rumput sekalian berjemur.   Sesampai nya mereka disini kami langsung membuka sesi foto bersama. Puas berfoto. Kami kembali mengisi perut dengan makanan ringan. Lalu kami memutuskan untuk sikat gigi karena mumpung ada banyak air (note: jangan sikat gigi di ranukumbolo nya ya).
12.17 wib
Kami melanjutkan perjalanan menuju kalimati. Kali ini medannya akan lebih berat. Yang pertama adalah tanjakan cinta. Banyak rumor tentang tanjakan cinta ini. Limpunk mengatakan ada yang bilang harus naik dalam satu kali tarikan napas dan tidak boleh istirahat baru berhasil atau ada juga yang bilang tidak boleh melihat kebelakang. Haha.. Jodoh ga akan kemana menurut saya, jadi tanjakan cinta cuma ajang iseng-iseng aja.
12.27 wib
Selesai melewati tanjakan cinta, kami pun turun menuju oro oro ombo, padang  ilalang dan lavender yang luas. Indah. Selesai melewati oro oro ombo kami istirahat sebentar. Kemudian kami pun melanjutkan perjalanan. Setelah ini medan yang akan dilalui adalah tanjakan dan tanjakan. Panas yang menyengat siang itu membuat saya sedikit dehidrasi alias gampang banget pengen minum. Saya pun terus berjalan dan berjalan mengikuti yang di depan. Mendekati kali mati jalan setapaknya mulai berpasir dan sudah tidak menanjak lagi.
16.08 wib
Kacak, Erwin, Hengki dan saya sampai di kalimati. Jono sudah sampai terlebih dahulu. Kami pun mendirikan tenda. Yang lainnya menyusul. Dan akhirnya kami bersiap-siap untuk masak makan malam. Menu kali ini sayur sup, nugget, dan ayam goreng. Hehe terlihat mewah kan.
20.02 wib
Kami tidur lebih cepat karena kami harus mendaki ke puncak pada dini hari. Kali ini saya pun tidur dengan pakaian berlapis disebabkan udara yang sangat dingin malam itu.
6 Juli 2012
01.00 wib
Saya bangun. Kami pun bersiap-siap menuju puncak. Kami membawa dua tas yang berisi logistik makanan dan minuman yang di bawa oleh Hengki dan Kacak. Dan saya pun berangkat tetap dengan pakaian yang berlapis..hahaha kaya ibu hamil jadinya.gemuk banget..
01.17 wib
Perjalanpun dimulai menuju Arcopodo. Medan yang cukup curam dan kurangnya tidur membuat perut saya bergejolak, mual dan mau muntah. Saya coba isi dengan roti yang di bawa Kacak ternyata cukup lumayan untuk memberi tenaga dan mencegah muntah-muntah. Tetapi sesampainya di arcopodo kondisi Devi lah yang pertama kali drop. Dia kembali muntah-muntah. Kami istirahat di Arcopodo. Devi hampir menyerah. Dia bilang ingin berhenti sampai sini saja dan menunggu kami disana. Kami mencoba membujuknya pelan-pelan. Dan akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Tak lama setelah melewati arcopodo pijakan kami mulai tak stabil karena hanya pasir yang bisa kami injak. Terlalu berbahaya bila kami menginjak batu karena mudah sekali terjadi longsor disini.
Belum sampai setengah perjalanan Devi kembali mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perjalanan. Febri memberi semangat. Semua orang menyemangati. Dan Jono pun mengeluarkan kata-kata ampuhnya “itu hanya soal mental,mbak. Karena klo fisik udah pasti g kuat”. Meski begitu, entah apa yang mengalahkan Devi, ia, akhirnya tidak melanjutkan perjalanan. Ia memutuskan untuk turun bersama seorang pendaki yang kebetulan ingin turun juga. Satu  anggota kami pun tumbang.
Pasir menuju mahameru  menurut saya tak semenyeramkan pasir menuju puncak merapi. Karena di semeru kemungkinan rock fall yang terjadi tak semenghebohkan di merapi. Tetapi perjalanan menuju mahameru memang memeras fisik dan mental. Fisik, karena jalur yang lebih panjang dan dua kali melangkah satu kali merosot. Mental, karena sungguh jalurnya panjang banget, jadi rasanya ga nyampe-nyampe padahal udah naik terus. Hingga yang menjadi korban berikutnya adalah Febri dan Limpunk. Mereka memutuskan berhenti di tengah-tengah perjalanan.
Semakin ke atas medan semakin berat. Tetapi pemandangan di atas sini sangat indah. Semburat matahari terbit dan perbukitan serta gunung bromo menjadi pemandangan di depan mata. Kami berharap matahari cepatlah terbit. Agar dingin menghilang.
Saya terus merangkak (bukan jalan lagi kali ini). Dan tanpa sadar saya melihat Juan duduk di atas batu di depan saya.  Saya berpikir bagaimana bila batu nya longsor. Dan tak lama kemudian.. Glundung. Meluncur lah batu tersebut menuju saya. Karena terlalu terpana dan reflek saya yang sangat minim, dengan bodoh nya saya malah menangkap batu tersebut. Padahal batu nya cukup besar. Untung semua baik-baik saja. Saya pun di bantu Juan merangkak ke atas dengan tongkat kayu ajaibnya yang entah ia temukan dari mana. Tetapi lama kelamaan saya juga akhirnya yang malah mengunakan tongkat tersebut (hehehe, sorry Ju).
Kali ini saya berjalan dengan tongkat hasil rampasan. Juan terhenti di bawah. Entah karena haus atau karena tongkatnya yang saya bawa (sekali lagi sorry Ju). Dan Jono pun sebagai sang mentalist yang selalu berjalan di depan tiba-tiba memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan. Saat itu matahari sudah merangkak keatas, sekitar jam 8 atau 9 mungkin. Sehingga yang masih mencoba melanjutkan perjalanan hanya tersisa Erwin (dengan sendal jepit Eiger nya yang menurut saya sangat handal sekali digunakan di medan berpasir), Kacak (berjalan perlahan tapi pasti dengan menggendong carrier berisi air dan snack), Hengki (bersama daypack nya), saya (yang berjalan dengan 3 kaki sekarang), dan Anchor yang tiba-tiba ngebut lari-lari menyusul kami setelah menyempatkan tidur sejenak di bawah).
Hingga pada satu titik tertentu dimana kami berpacu dengan waktu Kacak pun memutuskan untuk berhenti. Dan yang menjadi the last warrior adalah Erwin dan Hengki. Saya hanya mengekor mereka dari belakang. Dan Anchor pun masih mencoba menyusul kami. Hingga sampailah kami pada titik 100 m sebelum puncak. Saat itu sepertinya waktu menunjukkan pukul 9.30. 30 menit lagi hingga batas waktu keluarnya gas beracun atau wedhus gembel di mahameru. Saya ingin sampai puncak, Erwin dan Hengki pun mungkin berpikiran yang sama. Tetapi saat kami bertanya pada pendaki yang sudah turun, mereka mengatakan kalau ingin sampai puncak tidak apa-apa asal 30 menit sudah bisa sampai sana. Tetapi perjalanan masih cukup jauh. Saat Erwin dan Hengki bertanya apakah saya bisa. Saya agak ragu. Dan saya pun menjawab ‘enggak’. Kami berpikir. Dengan bijak mereka berdua memutuskan agar kami turun saja. Kami turun hingga titik tempat Kacak berhenti. Kami berfoto disana. Anchor sangat antusias mengibarkan bendera Palawa nya. Dan saya pun akhirnya ikut mengibarkan bendera Palmae. Ah.. ingin sekali sampai puncak dan menyanyikan lagu syukur.
Kami pun mulai turun. Jalan berpasir di siang hari ternyata tidak enak. Panas. Haus. Dan lapar. Saya sudah sangat tidak bertenaga. Saya pun turun dengan sangat pelan dan berhati-hati (maklum agak parno sama turunan). Setelah berhasil melewati pasir-pasir kami sempat duduk sebentar dan tak disangka  ada beberapa pendaki dari jakarta dan malang yang salah mengambil jalur turun sehingga mereka  terjebak di punggungan yang lain. Kacak dan Anchor dengan sigap membantu mereka pindah punggungan. Setelah berhasil kami pun mulai turun kembali.
11.50 wib
Saya sampai di kalimati. Benar-benar sudah tidak ada tenaga. Selama perjalanan tadi saya hanya berpikiran ingin makan buah peer yang kemarin di bawa. Jadinya sesampai di kalimati saya langsung mencari-cari buah tersebut. Devi dan Febri sedang mencoba memasak capcay untuk makan siang. Karena terlalu lelah saya pun mencoba tidur. Entah jam berapa saya bangun tetapi setelah itu kami mulai packing dan siap-siap untuk perjalanan kembali menuju ranukumbolo.
17.05 wib
Kami turun menuju ranukumbolo. Perjalanan turun kali ini terasa cepat. Karena medan yang dilalui memang turunan-turunan-turunan-dan tanjakan. Mendekati oro oro ombo, seperti nya mulai gerimis. Kami mengambil jalan melipir ke kanan dari oro oro ombo menuju ranukumbolo.
20.15 wib
Ranukumbolo ramai sekali. seperti pasar malam yang isi nya tenda semua. Atau seperti adegan di film harry potter saat mereka sedang menonton pertandingan quidditch. Benar-benar tenda dan tenda dan tenda dan ranu. Saat sesampai di ranukumbolo saya sempat bingung mencari teman-teman. Tapi untung saja saya melihat Anchor di kejauhan sedang berbincang dengan seseorang di depan api unggun. Kami pun mendirikan tenda. Tenda yang kami dirikan tak jauh dari ranukumbolo, hanya satu meteran di depannya. Setelah itu saya segera menghangatkan badan dan mulai persiapan masak. Koki kali ini adalah Hengki. Dengan menu oseng teri-telor nya yang enak dan spagetti. Serta omelet mie dan nasi buatan Anchor yang berasa nasi rumahan. Menu makan malam kali ini benar-benar enak menurut saya. Makan sambil melihat pemandangan ranukumbolo. Hm.. memberikan nuansa tersendiri. Sehabis makan kami hanya duduk-duduk di depan tenda sambil menikmati indahnya malam di ranukumbolo. Febri yang langsung tertidur di tendanya tidak ikut bergabung dengan kami. Begitu pula Limpunk, Anchor, dan Devi.
Ranukumbolo malam. Duduk-duduk di depan tenda, menikmati danau yang tertutup kabut dengan cahaya rembulan yang bersinar terang sudah melewati masa purnamanya. Senandung MP3 membuat suasana menjadi sangat nyaman. Kami berbincang mengenai apakah Ari Lasso benar-benar sudah naik semeru dan mencapai mahameru atau belum dengan menganalisis lagu Mahameru. Dan kami berkesimpulan sepertinya ‘pernah’. Hm.. sebenarnya saya tak terlalu mengerti. Hehe.. suasana yang menyenangkan dan akan sangat merindukan meski hanya duduk-duduk. Udara yang sangat dingin pun menjadi hangat dengan segelas teh agak pahit yang di buat Hengki. Saya pun menulis-nulis coretan tentang kenangan saat itu. Juan pun sepertinya mencoba menulis sesuatu. Mencari inspirasi dari ranukumbolo, entah puisi, entah lirik lagu.
Kami pun akhirnya memutuskan untuk tidur. Meski saya masih ingin berlama-lama.
7 Juli 2012
06.19 wib   
Saya ingin melihat sunrise di ranukumbolo yang kata orang bagus banget. Tapi saya pun bangun kesiangan. Saat saya tanyakan ke Devi yang sudah bangun dari tadi, ia bilang dari tadi pagi memang tak terlihat karena ada kabut. Fuhh.. kami pun tidak bisa menyaksikan keindahan sunrise di ranukumbolo. Tetapi ranukumbolo dengan kabutnya tetap terlihat indah pagi ini.
Setelah selesai dengan rutinitas pagi hari, saya, Devi, Jono, dan Juan mencoba memasak sarapan. Menu nya adalah semur telor pedas. Lalu tiba-tiba saya mendengar Kacak ingin berfoto di oro oro ombo.  Saya tertarik untuk ikut. Akhirnya Devi, saya, Febri, Kacak, dan sang fotografer alay bebas yaitu Erwin pergi ke oro oro ombo.
Saya, Devi dan Febri sudah berniat untuk berfoto dengan kostum. Seperti waktu kami bertiga naik lawu, kami berfoto dengan kebaya di puncaknya. Dan berhubung kami tak berhasil ke puncak kali ini dan tak mungkin sempat berfoto disana menggunakan kostum, kami pun memilih untuk melakukan sesi foto di oro oro ombo dan ranukumbolo saja. Tema kali ini adalah ‘gypsi’, yaitu rok, ikat kepala, dan asesoris kalung yang ramai. Hehe, sebenernya agak malu juga. Tapi tak apalah sekali-sekali. Kacak dan Erwin pun sempat terheran-heran dengan tingkah laku kami. Apalagi bagi para pendaki lainnya. Setelah puas berfoto di oro-oro ombo. Kami melanjutkan sesi foto di ranukumbolo. Hehe bener-bener dilihatin orang kayaknya. Tapi kami akhirnya cuek saja.   
Selesai foto-foto dan makan siang, kami mulai bersiap packing.
14.18 wib
Kami meninggalkan ranukumbolo. Sebelumnya kami sempat berfoto-foto bersama dahulu setelah packing selesai. Saya ingin sekali bernyanyi syukur. Tetapi yang lain tidak mau, mungkin karena malu Huhu.. ya sudahlah. Melihat ranukumbolo hingga detik-detik terakhir. Membuat saya ingin kembali lagi suatu saat nanti. Indah. Ingin sekali garden wedding disana (hahaha itu mimpi saya yang baru).
Perjalanan dari ranukumbolo menuju ranupane tak bisa dikatakan turun gunung, karena perjalanan yang cenderung datar dan panjang serta lebih banyak tanjakan kecil. Benar-benar menjadi sangat melelahkan.
15.30 wib
Saya sampai di pos 3. Sampai disini saya masih berjalan bersama Devi. Hingga entah dari mana tiba-tiba saya pun berjalan sendirian akhirnya. Perjalanan sendirian menuju ranupane petang hari terasa menyeramkan. Saya sempat berpikir aneh-aneh. Dan saya pun tak berani untuk berhenti karena hari sudah mulai gelap. Pilihan saya hanya terus berjalan meski kaki agak sakit. Saya berharap yang dibelakang berhasil menyusul atau yang di depan berjalan lebih pelan. Hingga akhirnya saya melihat Jono dan Juan di kejauhan. Mereka sudah berada di depan. Meski mereka berjalan lebih cepat dan berada jauh di depan. Tetapi kehadiran mereka sudah membuat tenang. Saya pun terus berusaha mengejar mereka. Hingga saya berhasil keluar dari hutan dan menuju perkebunan. Kami sempat berhenti di gerbang selamat datang. Saat itu hari sudah gelap. Juan dan Jono kembali meneruskan perjalanan menuju ranupane melewati jalan aspal. Begitu juga saya. Tetapi berhubung jalan saya yang lambat. Kembali lagi saya jalan sendirian. Tak lama kemudian mendekati ranupane ada bapak-bapak yang sedang naik motor bersama temannya menyapa saya dan memberikan sebuah jeruk dan menyemangati. Saya terharu.
17.52 wib
Saya sampai di ranupane. Disini saya langsung melepas sepatu dan menggantinya dengan sendal gunung. Kakipun sudah menjadi kapalan dikarenakan perjalanan tadi. Kami beristirahat di warung makan tempat kami makan sebelumnya. Menghabiskan makan malam sambil menunggu yang lainnya datang. Ternyata yang berada di belakang saya adalah Erwin, kemudian diikuti oleh Devi dan Hengki, dan lalu Febri, Limpunk serta Anchor.
18.50 wib
Kami turun ke tumpang menggunakan jeep dengan ongkos Rp 42.000,-/orang. Jeep kali ini lebih tertutup. Sehingga kami harus duduk berdempet-dempetan dan berpangku-pangkuan. Saya duduk di depan bersama Devi dan memangku Febri. Di belakang sepertinya Limpunk yang menjadi korban harus di pangku. Mas supir jeep nya bilang kalau ada yang mau di atas jeep juga tidak apa-apa. Tapi udara di luar super dingin. Saya rasa sebaiknya semua di dalam jeep saja. Tak lama kemudian Achor pun memutuskan duduk di atas jeep saja, karena ternyata ia mudah sekali mabuk perjalanan yang menggunakan mobil. Anchor menjadi superhero bagi kami.
20.47 wib
Kami pun sampai tumpang dengan selamat. Kemudian Febri dan Jono mencari angkot menuju terminal arjosari. Kemudian kami naik angkot TA seharga 7000 rupiah per orang.
22.05 wib
Sampailah kami di terminal arjosari. Disini kami mencarter minibus seharga Rp 15.000,- / orang menuju surabaya bungurasih. Semua orang sudah terlihat lelah.
8 Juli 2012
00.12 wib
Kami tiba di terminal bungurasih. Perjalanan kami ke semeru pun berakhir. Kedua grup kembali terpisah. Kacak, Hengki dan Erwin langsung pulang ke Jogja. Dan saya, Febri, Devi, Jono, Juan, Limpunk, serta Anchor masih melanjutkan perjalanan di kota surabaya dan madura.
***
Ini hanyalah sepenggal catatan perjalanan yang saya buat. Tiap orang pasti memiliki cerita nya masing-masing. Dan memiliki Gunungnya masing-masing. Dan Akhirnya mimpi saya pun terwujud, meski belum selesai, karena mahameru masih menunggu disana. Ah,,saya ingin kembali lagi kesana suatu saat nanti dengan perjalanan yang lebih santai, mencapai puncak mahameru, dan menyanyikan lagu syukur disana. Yah,,mungkin tidak sekarang. Mungkin setelah saya lulus nanti. Hm.. Berbicara soal lulus, tidak semua mapala lulus nya lama, dan mapala tidak selalu identik dengan mahasiswa abadi. Sebab saya rasa lulus adalah sebuah pilihan. Dan pilihan saya adalah ‘mendaki semeru dan kemudian lulus’. Amin. Semangat berkegiatan kawan.....
-fin-
Perjalanan ini dilakukan oleh
Jono, Juan, Febri, Devi, Kacak, Erwin, Hengki, Limpunk, Anchor, dan Saya sendiri.



Kamis, 07 Juni 2012

Message personnel


denger lagu ini,,searching liriknya,,,jd inget merbabu,,entah knapa,,hahaha

Message personnel (ost 8 femmes)

{parlé:}
Au bout du téléphone, il y a votre voix
Et il y a des mots que je ne dirai pas
Tous ces mots qui font peur quand ils ne font pas rire
Qui sont dans trop de films, de chansons et de livres
Je voudrais vous les dire
Et je voudrais les vivre
Je ne le ferai pas,
Je veux, je ne peux pas
Je suis seule à crever, et je sais où vous êtes
J'arrive, attendez-moi, nous allons nous connaître
Préparez votre temps, pour vous j'ai tout le mien
Je voudrais arriver, je reste, je me déteste
Je n'arriverai pas,
Je veux, je ne peux pas
Je devrais vous parler,
Je devrais arriver
Ou je devrais dormir
J'ai peur que tu sois sourd
J'ai peur que tu sois lâche
J'ai peur d'être indiscrète
Je ne peux pas vous dire que je t'aime peut-être
{chanté:}
Mais si tu crois un jour que tu m'aimes
Ne crois pas que tes souvenirs me gênent
Et cours, cours jusqu'à perdre haleine
Viens me retrouver
Si tu crois un jour que tu m'aimes
Et si ce jour-là tu as de la peine
A trouver où tous ces chemins te mènent
Viens me retrouver
Si le dégoût de la vie vient en toi
Si la paresse de la vie
S'installe en toi
Pense à moi
Pense à moi
Mais si tu crois un jour que tu m'aimes
Ne le considère pas comme un problème
Et cours, cours jusqu'à perdre haleine
Viens me retrouver
Si tu crois un jour que tu m'aimes
N'attends pas un jour, pas une semaine
Car tu ne sais pas où la vie t'emmène
Viens me retrouver
Si le dégoût de la vie vient en toi
Si la paresse de la vie
S'installe en toi
Pense à moi
Pense à moi.
Mais si tu...
English

Personal message

{spoken:}
On the other side of the line, there is your voice
And there are words i will never say
those words that people fear when they don't make them laugh
that have been too often in books, songs and movies
words I'd like to tell you and words I'd like to live
words I never shall say : I want to, I just can't
I'm so lonesome I could die and I know where you are
I'm coming, wait for me, we're learning to know each other
Will you spare me some time 'cause I'll give you all mine
I'd like to come to you, but I always stay
I never come to you : I want to, I just can't
I want to talk to you, I want to be with you
or try to sleep
I'm afraid you'll be deaf, I'm afraid you'll escape
afraid I'm too forward
I can't tell you that I love you: maybe.
but if you think you could love me tomorrow
don't be afraid of memories and sorrow
we'll flee the past where we can leave tomorrow
come and rescue me
if you think you could love me tomorrow
don't be afraid if the path looks narrow
between the past and the life tomorrow
come and rescue me
if you're fed up with your life
and find no way
when every day is just another yesterday
think of me, think of me
but if you think you could love me tomorrow
don't wait a day, don't waste a time you can't know
where will your life lead from here tomorrow
come and rescue me
if you think you could love me tomorrow
run, take my hand, and where you go I'll follow
I need a sign so I can let my love show
come and rescue me
if you're fed up with your life
and find no way
when every day is just another yesterday
think of me, think of me
but if you...

Selasa, 08 Mei 2012

coretan kecil


Sungguh...
Gemuruh kereta mengantarkan senyum tipisnya dikala tidur
Beberapa hari bersama menciptakan embun tipis angan tentangnya
Dihadapkan oleh dua atau mungkin tiga segitiga yang sama
Segitiga sama sisi yang memiliki sudut-sudut serupa

Bunyi waktu seakan mengatakan "jangan renggut mimpiku"

Alur kereta yang melambat membuat harap yang besar
Hanya diam yang membuat kita sama

Ah.. lagu itu teralun lagi
dan dari mulutnya.

Why do birds suddenly appear......

...... Just like me they long to be close to u.




Kali ini tanpa lagu...
Sekali lagi Tuhan mengingatkan
Sekali lagi Tuhan menang

Perjalanan kali ini pun berbicara tentang proses
melewati bukit
melihat terasering di kejauhan
dan bersapa dengan pohon kehidupan yang tertato ditubuhnya nama-nama yang entah datang dari mana
yah...mungkin sekedar tangan-tangan jahil yang sibuk membuat prasasti pengakuan

kali ini tanpa lagu kawan
bunyi jangkrik
serta gemericik air cukup menggambarkan akan orkestra alam
kali ini tanpa lagu kawan
tanpa kata
menatap punggung dikejauhan

nglanggeran'12211


Akirnya ngepost ulang coretan-coretan ga jelas ini.. Hm jadi teringat akan suatu waktu di masa silam.. Ya..meski sekarang pun tidak ada yang berubah,hehe

ketika

ketika aku terpejam
ketika aku menarik napas panjang
ketika aku melangkahkan kaki
ketika aku melihat matahari
ketika aku mencium bau tanah yang tersiram hujan untuk pertama kali
ketika aku bermain air
ketika aku bahagia
ketika aku bersedih ataupun marah
ketika aku hilang arah
ketika aku kosong

ketika ...

ketika ... ketika ...

dan ketika bayang mu tak menghilang
maka waktu ku pun terhenti di hari itu.

Selasa, 14 Februari 2012

alih2 coklat valentine,,

Akhirnya bisa bangun jam 5 pagi juga setelah 2-3 mingguan ini tidur selalu di atas jam 12 malam,,karena sudah terlanjur bangun pagi n g bisa tidur lagi,,jadi kepikiran ide iseng buat manfaatin bahan sisa di kulkas,,pas banget kemaren beli coklat batangan buat bikin bola-bola coklat n masih ada sisanya,,jadi bisa deh buat coklat isian. Karena katanya si hari ini hari valentine,,coklatnya jadi alih-alih coklat valentine deh,,ini bahan-bahan nya n cara membuat nya kawan,,gampang banget nget,,

Peralatan:
tempat buat bikin es batu yang kotak-kotak itu lho,,,

Bahan:
dark chocolate batangan merk colata harga nya 14rban
susu kental manis vanila(secukupnya)
margarin(secukupnya)
bubuk coklat(secukupnya)


(hahaha bahan sisa semua ni,,,)

Cara membuatnya:

-cairkan coklat, tambahkan sedikit margarin agar coklat lebih encer
-setelah cair tuang sebagian coklat ke tempat es batu,,dinginkan di lemari es sampai keras
-setelah membeku, masukkan isian: susu, atau coklat bubuk, atau campuran antara susu dan coklat bubuk (btw susunya jgn di seduh ya)
-setelah itu cairkan coklat lagi, dan tuang sampai menutupi isian, lalu dinginkan
-tunggu beberapa menit sampai coklat mengeras,,keluarkan dari tempat es batu, dan siap di santap,,,

Awalnya mau berbagi,,tapi akhirnya coklat ini cuma di santap sendiri deh,,T_T

Senin, 06 Februari 2012

tiramisu ala eli

Akhirnya karena banyak waktu luang, saya pun jadi hobi memasak. Beberapa waktu lalu saya coba membuat tiramisu. Yang pertama rasanya malah mrip eskrim, yang kedua karena pake telor jadi sedikit lebih berat rasanya. Tapi yang terpenting sebenarnya dua-duanya enak (hehe narsis). Itung-itung buat nginget resepnya coba di post aja ah...Oia, resepnya ini hasil percampuran resep-resep yang ada di google jadi dengan pede nya saya namain 'tiramisu ala eli',,hehehe. Btw tiramisu itu makanan yang bahan-bahannya muahal banget nget ternyata.. rasanya si enak.. tapi klo mau coba buat lagi perlu berpikir ulang soal kocek.. T_T,,

bahan-bahan:

- 200 gr Ladyfinger ( merk Vivenzovo atau Bonomi), harganya 20rban di carrefour, 28rb di ranch market
- 250 gr keju mas karyo (red.mascarpone) merk yummy, harganya 40rban jeng
-150/200 gr whip cream (sesuai selera) merk pondan atau haan, 20rban
- cocoa powder secukupnya
- kopi
- gula
- kuning telor (boleh pake boleh enggak pake)
- vanilli essence

(lumayan kan... muaahaallll) sebenernya untuk tiramisu bahan yang kudu wajib ada tu ladyfinger n keju mascarpone. Tapi klo mw di ganti atau bikin sendiri juga boleh. Yang jelas pasti lebih ribet ketimbang beli jadi. hehe

cara membuat:
I.
- kocok whip cream sampai jadi, lalu masukkan kulkas agar tidak meleleh
- kocok keju mas karyo (red.mascarpone) di wadah terpisah, masukkan gula, aduk sampai rata
- kocok kuning telor
- campur ketiga adonan
- masukkan vanilli
II.
- seduh kopi
- celupkan ladyfinger ke kopi
- susun ladyfinger di loyang atau wadah atau tempat makan
- tuangkan sebagian adonan I
- taburkan cocoa powder
- letakan ladyfinger yang sudah dicelupkan ke seduhan kopi
- tuangkan adonan I lagi
- taburkan cocoa powder
- lakukan sampai adonan I dan ladyfinger habis
- masukkan kulkas
- tunggu selama 4-6 jam

Voila!! tiramisu ala eli....

pengen nampilin gambarnya juga,,tapi berhubung cardreader ilang jadi g bisa masukkin gambarnya,,T_T

Yang pasti Yummyy banget... coba deh.. Bon appetit!